Indonesia as A Centre of World Halal Business

January 07, 2015

          Pariwisata syariah saat ini telah menjadi tren di berbagai negara di dunia. Bahkan, negara-negara yang mayoritas penduduknya bukan muslim seperti Jepang dan Perancis sedang giat-giatnya mengembangkan sektor pariwisata syariahnya dalam beberapa tahun belakangan ini. Salah satu sektor dari pariwisata syariah adalah sektor bisnis. Sektor bisnis dalam pariwisata syariah tentunya harus tergolong dalam bisnis yang telah mendapat sertifikasi halal. Banyak pelaku bisnis yang tertarik dengan pariwisata syariah ini karena pasar dari pariwisata syariah cukup luas. Komunitas muslim dunia dapat merepresentasikan pasar dari pariwisata syariah ini. Jumlah dari komunitas muslim dunia mencapai 1,6 miliar orang atau sekitar 23% dari total populasi dunia.

            Banyak peluang-peluang yang dapat terjadi ketika sebuah negara ingin menjadi pusat dari halal business  di dunia. Begitu juga dengan Indonesia. Mengingat bahwa Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim, seharusnya Indonesia adalah pasar yang “empuk” bagi pariwisata syariah ini. Namun di sisi lain, akan terdapat banyak tantangan-tantangan bagi Indonesia untuk menjadi destinasi pariwisata syariah dari wisatawan di seluruh dunia.

Halal Business as an opportunity to develop Indonesia’ economy
            Pemberian label halal pada sebuah bisnis ternyata berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan dari bisnis tersebut. Salah satu contohnya terjadi pada home industry pembuatan bakso yang berada di Bandung, CV Semar. Sebelum memiliki label halal pada produknya, total penjualannya adalah sebesar Rp 242.681.250 dan setelah memiliki labelisasi halal penjualannya naik sebesar 25% menjadi Rp 323.575.000. Hal ini membuktikan bahwa apabila sebuah bisnis memiliki label halal, konsumen, khususnya konsumen muslim akan lebih tertarik untuk membeli produk dari bisnis tersebut karena mereka merasa “aman” untuk mengonsumsi produk tersebut.
Selain itu, halal business banyak digemari oleh wisatawan dari berbagai belahan dunia. Dikutip dari Republika Online, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, wisata kuliner banyak dicari wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Apalagi bila kuliner tersebut dikemas secara kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis halal memiliki prospek yang baik untuk perkembangan perekonomian Indonesia. Selain dapat meningkatkan pendapatan, sektor bisnis juga dapat menyerap tenaga kerja yang ada di Indonesia karena tergolong sebagai sebuah sektor rill yang membutuhkan sumber daya manusia sebagai penggeraknya. Jika dilakukan secara continue, sektor bisnis ini dapat mengatasi dua permasalahan sekaligus yaitu mengenai masalah pendapatan nasional dan masalah pengangguran.

Challenges in Halal Business


            Menjadi sebuah destinasi wisata halal business  tentu tidak mudah. Banyak hal-hal yang masih menghambat Indonesia untuk dapat mencapai hal tersebut. Dikutip dari antaranews, belum banyak pelaku bisnis yang memiliki kepahaman dan kepedulian tentang produk yang halal. Dalam persepsi mereka, sepanjang tidak secara langsung menjual makanan bercampur daging babi maka produk yang mereka jual otomatis halal. Padahal masih ada kemungkinan bahwa bahan baku yang digunakan menggunakan babi. Selain itu, sertifikasi halal sifatnya masih sukarela, sehingga tidak ada kewajiban bagi pedagang untuk mengajukan sertifikasi halal.

How to be a centre of halal business in the world
            Kunci utama untuk menjadi pusat halal business di dunia adalah dengan mentransformasikan tantangan-tantangan yang ada menjadi sebuah peluang.Indonesia harus dapat meningkatkan kesadaran pelaku bisnis untuk memperoleh labelisasi halal dalam produknya. Selain itu, sertifikasi halal seharusnya diwajibkan, karena sebenarnya secara tidak langsung, adanya sertifikasi halal dapat membuktikan apakah makanan tersebut mengandung zat beracun atau tidak. Dan tantangan untuk menjadi pusat halal business tidak berhenti sampai disitu. Indonesia masih harus bersaing dengan negara lain, bahkan dengan negara yang penduduk muslim nya merupakan minoritas, untuk menjadi pusat halal business dari seluruh dunia. Namun, tantangan-tantangan tersebut bukanlah sebuah penghalang bagi Indonesia untuk menjadi pusat halal business di dunia. Apabila Indonesia terus memaksimalkan peluang yang ada, maka bukan tidak mungkin Indonesia dapat menjadi pusat halal business.



 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.”(Al-Jumuah:10)
“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”(Ar-Ra’d:11)

Referensi:


Fitriani, F. F. (2014, Oktober 19). AHSIN: Jumlah Kaum Muslim Banyak, Pariwisata Syariah Prospektif. Retrieved November 23, 2014, from Bisnis.com: 
http://m.bisnis.com/industri/read/20141019/12/266138/ahsin-jumlah-kaum-muslim-banyak-pariwisata-syariah-prospektif

Herliani, Y. (2010). Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bakso CV. Semar Bandung.

Indriani. (2013, Januari 8). antaranews. Retrieved November 23, 2014, from Label yang membawa keuntungan berlimpah: http://www.antaranews.com/berita/352078/label-yang-membawa-keuntungan-berlimpah

Naim, J. (2014, Juni 8). Kemparekraf kenalkan wisata berbasis syariah Indonesia. Retrieved November 23, 2014, from antaranews: http://www.antaranews.com/berita/437947/kemparekraf-kenalkan-wisata-berbasis-syariah-indonesia

Sasongko, A. (2014, November 19). Kembangkan Wisata Syariah, Pemerintah Harus Lebih Aktif 'Menjual'. Retrieved November 23, 2014, from Republika Online: http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/11/19/nfagl6-kembangkan-wisata-syariah-pemerintah-harus-lebih-aktif-menjual

You Might Also Like

1 comments